DITANDAI OLEH EMOSI YANG STABIL: Karakteristik ketiga dari Pria Integritas adalah Tenang. Dalam dunia modern yang serba instan ini, yan...
Karakteristik ketiga dari Pria Integritas adalah Tenang. Dalam dunia modern yang serba instan ini, yang semua serba cepat, semakin sulit menjumpai seorang pria yang tenang. Di mana-mana, kita lebih sering menjumpai para pria yang panik dan gelisah. Ketika seorang ayah membawa kepanikan atau kegelisahannya di rumah atau di tempatnya bekerja, maka kita sudah bisa bayangkan pengaruh negatif yang dihasilkannya itu. Jadi sesungguhnya dunia saat ini membutuhkan sosok Pria Integritas yang tenang.
Menurut KBBI, “tenang” berarti: keadaan yang tetap, tidak berubah-ubah, aman, tenteram, tidak gelisah, tidak tergesa-gesa, tidak gugup, tidak panik dan tidak bingung. Tenang merupakan lawan dari kegelisahan, kebimbangan, kecemasan dan kekacauan. Jadi seorang yang tenang, emosinya lebih stabil. Sebaliknya seorang yang tidak tenang adalah seorang yang memilikj emosi tidak tetap, naik turun, bergantung pada situasi dan kondisi di sekitarnya.
Kita pasti akan berhadapan dengan berbagai macam situasi yang berbeda. Baik itu berkaitan dengan keadaan diri sendiri, keluarga, pekerjaan atau pelayanan. Hanya Pria Integritas yang dapat menghadapi segala situasi itu dengan tenang. Itu sebabnya banyak orang yang senang berada di sekitarnya karena ketenangan itu membawa kesejukan bagi orangorang di sekitarnya.
Alkitab tidak pernah menjanjikan bahwa kita akan lolos dari badai kehidupan. Akan tetapi telah dijanjikan kepada kita bahwa damai dan perlindungan-Nya, tetap ada di tengah-tengah kita. Dia memberikan kita cara mengungkapkan emosi kita, khususnya emosi-emosi negatif.

Pria Integritas senantiasa tenang, karena dia memperoleh ketenangannya dari Tuhan. Dimulai dari dalam hatinya, kemudian mengalir keluar dan dapat dirasakan oleh orang lain. Dia dapat mengekspresikan ketenangannya itu karena hatinya dipenuhi oleh damai sejahtera. Damai sejahtera adalah buah Roh Kudus. Setiap hati manusia merindukannya. Yesus berjanji kepada manusia, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraKu Kuberikan kepadamu” (Yoh. 14:27).
Kata Yunani untuk damai (eirene) dalam ayat ini bukan sekadar menjalankan kehidupan tanpa konflik, melainkan tenang, damai dan tenteram. Bila Anda memiliki damai sejahtera seperti ini berarti memiliki ketenangan di dalam hati Anda yang berasal dari pengertian bahwa hidup Anda benar-benar ada di tangan Allah yang Pengasih. Ini berarti mengalami ketenangan di dalam batin Anda sendiri.
MENGALIR DERAS DARI ATAS:
Kristus Sumber Damai Sejahtera

Yesus berkata supaya kita jangan kuatir (Mat. 6:25,27,34), sebab kekuatiran dan damai sejahtera tidak dapat hidup bersama: mereka bertolak-belakang. Corrie ten Boom berkata bahwa kekuatiran tidak menguras kesedihan hari esok, melainkan menguras kekuatan hari ini. Kekuatiran adalah sebuah pembuangan waktu yang sia-sia dan akan merenggut sukacita, damai sejahtera, kepuasan, percaya diri, dan energi Anda. Damai sejahtera Allah, sebaliknya, akan meningkatkan apa yang Anda lakukan.
Ketika Yesus dengan murid-murid-Nya menyeberangi danau dengan perahu, badai kencang menerpa (Luk. 8:23). Murid-murid menjadi takut dan membangunkan-Nya sambil berkata, “Guru, Guru, kita binasa.” Badai itu sangat mencemaskan mereka. Akan tetapi Yesus tidur lelap. Mengapa? Karena, Yesus memahami sesuatu yang tidak dipahami murid-murid-Nya waktu itu. Ia mampu mempercayai Bapa-Nya dalam setiap keadaan. Badai itu tidak akan menewaskan mereka.
Bertahun-tahun kemudian Petrus, yang juga berada di perahu yang sama dengan Yesus, dipenjarakan dan harus menghadap Raja Herodes. Pada malam sebelum pengadilan itu “Petrus tertidur” (Kis. 12:6). Seorang malaikat Tuhan berdiri di dekat Petrus, menepuk dan membangunkannya (Kis. 12:7). Malaikat itu memimpin Petrus melewati dua lapisan pengawal dan gerbang besi menuju kota. Fakta yang menakjubkan di sini adalah ia tertidur lelap, padahal dia sudah tahu bahwa dia akan dihukum mati besok hari. Petrus sudah belajar dari Tuhannya bahwa ketika badai kehidupan datang, ia tetap dapat merasa damai. Kekhawatiran tidak akan memperbaiki keadaan.
Apakah kunci untuk merasa damai ketika hidup rumit? Percaya! Jika kita ingin mengalami damai sejahtera Allah dalam menghadapi semua tantangan hidup, kita harus belajar mempercayai Allah (Ams. 3:5-6). Percaya, jangan bersandar, dan akuilah adalah kata perintah, memberi tahu kita untuk “lakukan saja!” janji Allah adalah bahwa Ia akan “meluruskan jalanmu”. Jika kita mempercayai Allah, kita tidak akan membuang-buang waktu untuk khawatir. Sebaliknya, kita akan merasa tenang dalam perlindungan dan kasih Allah.
Roh Kudus Sumber Sukacita

Jack Hayford menyatakan: “Sukacita adalah kesadaran yang mendalam bahwa hidup kita tersembunyi di dalam Kristus dan kita dipimpin Roh Kudus melalui kesengsaraan, pencobaan, tekanan, atau frustrasi, sehingga semua tidak dapat menghancurkan kita”. Itu sebabnya kita mengalami sukacita. Kita mungkin terluka, menangis, dicobai, dan tidak mengerti tentang apa yang Tuhan sedang ijinkan terjadi, tetapi hal itu tak dapat menyebabkan kita kehilangan fokus kepada Allah. (Rm. 8:28). Ini adalah sukacita Alkitabiah.
Meskipun hampir setiap orang dapat mengalami kepuasan yang lazim terjadi dalam hidup ini, tetapi tanpa “Sukacita dari Allah,” orang akan merasa sedih di dalam batin. CS. Lewis menulis, “Tuhan tidak dapat memberi kita kebahagiaan dan damai sejahtera di luar dari diri-Nya, karena kedua unsur ini tidak bisa ditemukan di luar Allah." Sukacita yang sejati bukan datang dari benda-benda di bumi. Bukan juga kegembiraan yang dirasakan karena memenangkan kompetisi. Itu adalah sukacita yang landasannya ada pada Allah, berasal dari hubungan dengan Yesus. Fakta bahwa Yesus telah menyelamatkan kita oleh darahNya, memberikan perasaan sukacita yang mendalam (Kol. 1:13; 2:13). Hanya mereka yang telah dilahirkan kembali saja yang dapat memahami bentuk sukacita yang unik ini, karena ini sifatnya sorgawi, bukan duniawi. Itu berasal dari satu-satunya Pribadi yang menciptakan kita, sehingga hati kita mencari cara untuk menyembah Dia. Sesungguhnya kesenangan kita di bumi hanyalah sebuah sentuhan kecil dari apa yang kita alami di dalam kekekalan Surga. Sukacita kita yang unik dimulai dengan kenyataan bahwa Kristus hidup di dalam kit. Kita ini adalah milikNya, kita hidup di dalam Dia selama-lamanya. Sukacita ini tak akan dipahami oleh dunia.
MENJADI PEMBAWA DAMAI:
Kita semua harus berhadapan dengan kemarahan. Orang terkadang berdalih atas amarah mereka dengan menyatakan bahwa mereka adalah orang dari suku tertentu yang berdarah panas, atau karena mereka memiliki tekanan darah tinggi. Padahal, kemarahan tidak berhubungan dengan suku bangsa, tekanan darah, setiap orang bisa marah. Jika ini tidak dikendalikan dengan damai sejahtera Allah, kemarahan dapat menggerogoti kebahagiaan, mencuri sukacita, menyerang kesehatan, menghancurkan hubungan, dan melukai iman anda. Kemarahan sendiri tidaklah salah. Paulus memperingatkan, "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa” (Ef. 4:26). Amarah yang tidak benar dan tidak terkendali akan menghancurkan damai sejahtera Anda.
Ketika timbul krisis, kita bisa tahu bahwa Yesus Kristus menyertai kita, karena Dia berkata, "Aku menyertai kamu senantiasa” (Mat. 28:20). Ibrani 13:5 mengingatkan kita bahwa Dia sekali-kali tidak akan pernah membiarkan kita dan sekali-kali tidak akan meninggalkan kita. Kita dapat bergantung kepada-Nya untuk memberi kita damai sejahtera bahkan dalam masa-masa kritis.
Yesus berfirman, “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Mat. 5:9). Karena kita milik Dia yang menciptakan damai sejahtera, dan kita hidup dalam damai, maka kita dapat menjadi pembawa damai. Barangkali Anda mungkin memegang jawaban damai untuk suatu persaingan, perebutan wilayah, dan iri di lingkungan atau komunitas Anda. Jika Anda kenal Sang Pembawa damai itu, Dia akan menghasilkan di dalam Anda buah Roh yang disebut damai sejahtera.
PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI:
1. Berkat apa yang Saudara dapatkan dari pembahasan ini?
2. Menurut Saudara, apakah keberadaan Pria yang Tenang semakin jarang ditemui? Jelaskan jawaban Saudara!
3. Bagaimana reaksi Saudara apabila Saudara diperlakukan dengan tidak adil oleh atasan atau pimpinan Saudara?
4. Jelaskan pengertian Saudara tentang emosi yang stabil dari seorang pria dan apa pengaruhnya dalam lingkungan di sekitar Saudara?
5. Bagaimana caranya memperoleh ketenangan yang sesungguhnya?
6. Apa yang dimaksud dengan damai sejahtera?
7. Apa yang dimaksud dengan sukacita?
8. Bagaimana caranya seorang pria bisa menjadi pembawa damai di tempat dia berada?
COMMENTS